Jumat, 17 November 2017

Waktu adalah Nikmat yang Paling Berharga

Tanpa terasa waktu semakin cepat berlalu. Seiring dengan berlalunya waktu, usia ini pun semakin berkurang. Sudahkah kita menggunakan waktu yang telah diberikan Allah dengan baik?

Waktu merupakan salah satu nikmat yang sangat berharga dari Allah. Tetapi banyak manusia yang tidak dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Sebagaimana dalam hadits Rasulullah bersabda, 
“Ada dua nikmat yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia, yaitu nikmat kesehatan dan nikmat waktu luang.” (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)
 Tanpa disadari dua hal itu merupakan dua hal yang sering kita lalaikan. Terutama dalam menggunakan waktu luang. Kita sering terperdaya oleh perkara yang sia-sia.
Imam Asy Syafi’i rahimahullah pernah berkata, 
“Waktu ibarat pedang, jika engkau tidak menebasnya maka ialah yang akan menebasmu. Dan jiwamu jika tidak kau sibukkan di dalam kebenaran, maka ia akan menyibukkanmu dalam kebatilan.”

Begitu berharganya waktu hingga diibaratkan seperti pedang. Akan sangat disesali jika waktu luang hanya digunakan untuk perkara yang sia-sia.

Aku pun sering menyesali waktu yang telah pergi. Karena aku tidak menggunakan waktu luang dengan baik. Akibatnya banyak hal yang belum tercapai.

Aku sadar waktu yang berlalu takkan mungkin bisa kembali. Tetapi anehnya hal itu selalu saja kuulangi. Waktu selalu kubiarkan pergi, tanpa kulakukan seseuatu yang berarti.

Sampai saat ini, aku selalu berusaha agar dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Seperti mengatur dan membuat jadwal harian. Tetapi yang susah adalah menjalankan kegiatan sesuai jadwal itu dengan konsisten.

Karena jadwal harian tidak terlaksana dengan konsisten, waktu pun semakin terbuang sia-sia. Sehingga aktivitas menjadi terbengkalai jadinya. Akhirnya aku pun menyesal untuk ke sekian kalinya.

Terlalu banyak waktu yang terlewatkan dengan sia-sia, hingga tak sadar bahwa usiaku pun semakin beranjak tua. Kurang dari lima bulan usiaku sudah menginjak kepala dua.

Menginjak kepala dua harusnya aku menjadi lebih dewasa dalam bersikap. Terutama dalam menyikapi impian yang harus kuraih mulai dari sekarang.

Banyak impian yang masih menjadi angan-angan. Tetapi bukan berarti aku tak bisa mewujudkan. Aku yakin selama masih ada kehidupan, pasti masih ada harapan.

Harapan itu selalu ada bagi orang yang selalu berusaha tanpa kenal lelah. Karena untuk mencapai impian yang besar juga memerlukan usaha yang besar. Usaha yang dilakukan akan sedanding dengan hasil yang akan didapatkan.

Di usiaku yang akan menginjak kepala dua ini, aku mempunyai banyak impian yang ingin kuraih. Tetapi impian terbesarku adalah menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.

Aku ingin apa yang kulakukan dapat bermanfaat bagi orang lain. Seperti impianku untuk memiliki buku sendiri. Aku ingin buku yang kutulis dapat menginspirasi banyak orang.

Aku ingin di sisa umur yang diberikan banyak karya yang sudah kuhasilkan. Karena dengan berkarya, kita dapat dikenal meskipun telah tiada.

Tetapi apapun impian itu, kita harus selalu menggunakan waktu untuk beramal shalih. Karena dunia adalah tempat dimana kita menabung untuk perkara akhirat.
Ibnul Jauzi pernah berkata,
“Intinya dunia adalah ladang beramal untuk menuai hasil di akhirat kelak. Dunia adalah tempat kita menjajakan barang dagangan, sedangkan keuntungannya akan diraih di akhirat nanti. Barangsiapa yang memanfaatkan waktu luang dan nikmat sehat dalam rangka melakukan ketaatan, maka dialah yang akan berbahagia. Sebaliknya, barangsiapa memanfaatkan keduanya dalam maksiat, dialah yang betul-betul tertipu.”
Waktu adalah kehidupan kita sendiri. Jika kita menyia-nyiakan waktu itu sama saja dengan membunuh diri secara perlahan. Bukankah kita ini hanyalah terdiri atas kumpulan hari?
Ja’far bin Sulaiman berkata bahwa dia mendengar Robi’ah menasehati Sufyan Ats Tsauri,
Sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari. Jika satu hari berlalu, maka sebagian dirimu juga akan hilang. Bahkan hampir-hampir sebagian harimu berlalu, lalu hilanglah seluruh dirimu (baca: mati) sedangkan engkau mengetahuinya. Oleh karena itu, beramallah.”
Ilustrasi: (Sumber: instagram.com/rumahzakat)

Terlalu banyak nasehat tentang waktu yang telah diberikan, seharusnya itu membuat kita lebih memanfaatkan waktu dengan amalan yang berguna untuk kebaikan di dunia dan akhirat.

Gunakanlah waktu dengan cara yang berharga agar hidup bahagia sampai ke surga.


--- Berkaca dengan Usia ---


4 komentar:

  1. Balasan
    1. Alhamdulillah. Terima kasih ya kak sudah di feedback :)

      Hapus
  2. Tulisan yang bagus kak.. Semangat terus 😉

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah. Terima kasih ya kak. Aamiin. Semoga kakak juga terus semangat ya

      Hapus