Hiruk pikuk di dunia ini menyiratkan
sejuta makna yang berarti. Dunia dengan segala keindahannya membuat manusia
menjadi terlena. Padahal yang dimilikinya saat ini hanyalah sementara.
Kehidupan di dunia ini memang
memiliki sejuta keindahan. Tetapi juga tak lepas dari hal yang melenakan. Segalanya
yang terlihat indah membuat siapa saja ingin memilikinya.
Keindahan itu mulai dari harta, benda,
tahta, jabatan, wanita, dan keturunan. Banyak orang begitu berhasrat ingin
memilikinya. Hingga berbagai cara pun dilakukan agar bisa menikmatinya.
Tetapi tahukah bahwa kehidupan di
dunia ini merupakan penjara bagi orang yang beriman?
Sebagaimana sabda
Rasulullah,
“Dunia itu laksana surga bagi orang kafir dan penajra bagi orang mukmin.” (HR. Muslim)
Hal ini karena dunia dipenuhi oleh
banyak aturan yang membatasinya. Ada perintah dan larangan, ada halal dan
haram, ada ini dan itu.
Sehingga tidak seorang pun bisa
untuk mengumbar nafsu semaunya saja. Orang mukmin akan berusaha untuk bersabar
dan tidak mudah mengikuti hawa nafsunya itu.
Menurut hadits di atas membuatku
memahami bahwa dunia ini hanyalah dipenuhi oleh kesenangan yang menipu. Segala kenikmatan
yang diberikan harusnya tidak membuatku terperdaya begitu saja.
Dunia ini memang begitu indah
bagiku. Banyak hal yang ingin kudapatkan. Sehingga membuatku melupakan tujuanku
yang sebenarnya. Tujuan itu adalah tujuan abadi, yaitu tujuan akhirat.
Begitu berhasratnya diriku ini untuk
mendapatkan apa yang ingin kumiliki. Hingga melupakan tujuan yang abadi. Hanya hawa
nafsu yang kuturuti sehingga membuatku jadi lupa diri.
Sampai saat ini aku pun masih
mengikuti hawa nafsu yang semu. Demi mengerjakan urusan dunia, urusan akhirat
pun dilupakan. Sholat lima waktu pun sering kuakhirkan.
Begitu mudahnya urusan ibadah
kuremehkan. Urusan wajib hanya setengah-setengah, apalagi untuk mengerjakan
yang sunnah. Urusan sedekah pun jarang hingga urusan dzikir pun tak pernah kulantunkan.
Dunia ini memang telah melenakanku. Segala
kenikmatan yang Dia beri tak lain hanyalah untuk menguji keimanan seorang
hamba. Barangsiapa yang bersabar maka ia tergolong hamba-Nya yang bertaqwa.
Orang mukmin memahami bahwa
kenikmatan di dunia ini hanyalah sementara. Maka ia akan memanfaatkan waktunya
di dunia ini hanya untuk menggapai kenikmatan di akhirat kelak.
Meskipun sekarang harus merasakan
kepahitan karena meninggalkan beberapa perkara yang nampak indah. Mereka tetap
berhasrat untuk menikmati kenikmatan abadi di akhirat nanti.
Allah Ta’ala berfirman,
“Kehidupan dunia ini hanyalah main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS. Al-An’am [6]: 32).
Maka sudah seharusnya sebagai
seorang muslim kita lebih mementingkan kehidupan akhirat yang abadi dibandingkan
kehidupan di dunia yang sementara ini.
Gunakanlah kesempatan di dunia
dengan beramal shalih. Lakukanlah segala yang diperintahkan dan menjauhi segala
larangannya. Serta manfaatkanlah waktu ini dengan baik.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan saling menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-‘Ashr [103]: 1-3)
Dari surat tersebut sudah sangat
menjelaskan pada kita bahwa hanya keempat golongan itu saja yang tergolong
orang yang beruntung di dunia dan akhirat.
Maka dari itu, marilah kita
berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan. Serta menggunakan kehidupan ini untuk
menggapai kehidupan abadi di akhirat nanti.
![]() |
Ilustrasi (sumber: http://wahdah.or.id) |
--- Aku Yang Jatuh Cinta Pada Dunia ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar